Penjual Susu Pemantik Perlawanan Umat
https://rumah-tsaqofah.blogspot.com/2023/01/penjual-susu-pemantik-perlawanan-umat.html
Ini adalah monumen seorang pria Penjual Susu yang diabadikan dalam sejarah.
Setelah Kekhalifahan Utsmaniyah runtuh di Istanbul melalui konspirasi jahat Inggris, Prancis, Yahudi, dan Kemal Attaturk, maka Prancis memasuki wilayah Kahramanmaras, sebelah selatan Turki.
Ketika itu, semua muslimah mengenakan jilbab. Seorang Jenderal Prancis yang berkuasa saat itu, melihat sebagian muslimah yang sedang berjalan, sang jenderal itu berkata, “Negara kalian (Khilafah Islam) telah sirna dan kalian sekarang di bawah kekuasaan Barat. Lepaskanlah jilbab kalian.” Para muslimah pun menolak. Tiba-tiba sang jenderal biadab itu menarik jilbab mereka dengan tangannya untuk melepas jilbab mereka.
Ketika itu, di dekatnya ada seorang muslim yang sedang menjual susu, namanya Imam Sutcu. Beliau bangkit girah Islamnya dan mewakili umatnya. Beliau murka, lalu merebut pistol dari ikat pinggang sang jenderal. Beliau membunuh sang jenderal dengan senjata itu.
Peristiwa itu memantik perlawanan meluas hingga Prancis berhasil diusir dari Turki dan kota tersebut berhasil dimerdekakan 1923 M.
Lelaki penjual susu, yang tidak lain adalah Imam Sutcu itu kemudian diabadikan dalam bentuk monumen dan kampus dengan namanya. Kisahnya pun dipelajari di sekolah-sekolah hingga hari ini sebagai simbol kehormatan, kemuliaan, dan kepahlawanan.
Kita sesungguhnya sedang membuat sejarah diri kita sendiri. Kelak, kita akan meninggalkan jejak. Baik atau buruk, itulah jejak sejarah yang akan kita tinggalkan.
Kelak, di hadapan Allah, kita pun akan membaca sejarah hidup kita sendiri,
ٱقۡرَأۡ كِتَـٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡیَوۡمَ عَلَیۡكَ حَسِیبࣰا
“Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada hari ini sebagai penghitung atas dirimu.” (QS Al-Isra’: 14).
Wallahualam.
