Tahapan Dakwah Hizbut Tahrir
https://rumah-tsaqofah.blogspot.com/2020/12/tahapan-dakwah-hizbut-tahrir.htmlTahap pertama sesungguhnya adalah tahap pembentukan gerakan, dimana saat itu ditemukan
benih gerakan dan terbentuk halqah pertama setelah
memahami konsep dan metode dakwah Hizb. Halqah pertama itu kemudian menghubungi
anggota-anggota masyarakat untuk menawarkan konsep dan metode dakwah Hizb,
secara individual.
Siapa saja yang menerima fikrah Hizb langsung diajak mengikuti pembinaan
secara intensif dalam halqah-halqah Hizb, sampai mereka menyatu dengan ide-ide
Islam dan hukum-hukumnya yang dipilih dan ditetapkan oleh Hizb. Sehingga,
mereka memiliki kepribadian islam, yaitu mempunyai pola pikir yang islami (aqliyah islamiyah) dan menjadikannya, ketika
melihat setiap pemikiran, kejadian atau peristiwa baru, senantiasa dengan
pandangan Islam, serta tatkala memutuskan sesuatu selalu berlandaskan pada
tolok ukur Islam, yaitu halal dan haram. Ia pun memiliki pola jiwa yang
islami (nafsiyah islamiyah), sehingga akan menjadikan
kecenderungannya senantiasa mengikuti Islam walau kemanapun, serta menentukan
langkah-langkahnya atas dasar Islam. Sehingga, mereka ridla kepada sesuatu yang
diridlai Allah dan Rasul-Nya, marah dan benci kepada hal-hal yang membuat Allah
dan Rasul-Nya murka, lalu mereka akan tergugah mengemban dakwah ke
tengah-tengah umat setelah mereka menyatu dengan Islam. Sebab pelajaran yang
diterimanya dalam halqah merupakan pelajaran yang bersifat amaliyah (praktis) dan berpengaruh (terhadap
lingkungan), dengan tujuan untuk diterapkan dalam kehidupan dan dikembangkan
di tengah-tengah umat.
Apabila seseorang telah sampai pada tingkatan ini, dialah yang akan
mengharuskan dirinya bergabung dan menyatu menjadi bagian dari gerakan Hizb.
Demikianlah yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW, pada tahap pertama dalam
dakwahnya –yang berlangsung selama tiga tahun. Pada saat itu Beliau
menyampaikan dakwahnya kepada masyarakat secara perorangan dengan menawarkan
apa yang telah diturunkan Allah SWT kepadanya (berupa aqidah dan ide-ide
Islam). Siapa saja yang menerima dan mengimani beliau berikut risalah yang
dibawanya, maka ia akan bergabung dengan kelompok yang telah dibentuk Nabi SAW
atas dasar Islam, secara rahasia. Beliau selalu menyampaikan bagian-bagian
risalah, dan selalu membacakan ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan kepada
beliau, sampai merasuk ke dalam diri mereka. Beliau menemui mereka secara
sembunyi-sembunyi, mengajar mereka secara rahasia di tempat-tempat yang tidak
diketahui masyarakat pada umumnya. Mereka melaksanakan ibadah juga secara
diam-diam, sampai saatnya Islam dikenal dan menjadi pembicaraan masyarakat di
Mekah, sebagian mereka bahkan masuk Islam secara berangsur-angsur.
Pada tahap pembentukan kader ini, Hizb membatasi aktivitasnya hanya pada
kegiatan pembinaan saja. Hizb lebih memusatkan perhatiannya untuk membentuk
kerangka gerakan, memperbanyak anggota dan pendukung, membina mereka secara
berkelompok dan intensif dalam halqah-halqah Hizb dengan tsaqafah yang telah
ditentukan sehingga berhasil membentuk satu kelompok partai yang terdiri dari
orang-orang yang telah menyatu dengan Islam, menerima dan mengamalkan ide-ide
Hizb, serta telah berinteraksi dengan masyarakat dan mengembangkannya ke
seluruh lapisan umat.
Setelah Hizb dapat membentuk kelompok partai sebagaimana yang dimaksud di
atas, juga setelah masyarakat mulai merasakan kehadirannya, mengenal ide-ide
dan cita-citanya, pada saat itu sampailah Hizb ke tahap kedua.
Tahap kedua adalah tahap berinteraksi dengan masyarakat, agar umat turut memikul
kewajiban menerapkan Islam serta menjadikannya sebagai masalah utama dalam
hidupnya. Caranya, yaitu dengan menggugah kesadaran dan membentuk opini umum
pada masyarakat terhadap ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah ditabanni
oleh Hizb, sehingga mereka menjadikan ide-ide dan hukum-hukum tersebut sebagai
pemikiran-pemikiran mereka, yang mereka perjuangkan di tengah-tengah kehidupan,
dan mereka akan berjalan bersama-sama Hizb dalam usahanya menegakkan Daulah Khilafah, mengangkat seorang Khalifah untuk
melangsungkan kehidupan Islam dan mengemban dakwah Islam ke seluruh penjuru
dunia.
Pada tahap ini Hizb mulai beralih menyampaikan dakwah kepada masyarakat
banyak secara kolektif. Pada tahap ini Hizb melakukan kegiatan-kegiatan seperti
berikut:
(1)Pembinaan Tsaqafah Murakkazah (intensif)
melalui halqah-halqah Hizb untuk para pengikutnya, dalam rangka membentuk kerangka
gerakan dan memperbanyak pengikut serta mewujudkan pribadi-pribadi yang islami,
yang mampu memikul tugas dakwah dan siap mengarungi samudera cobaan dengan
pergolakan pemikiran, serta perjuangan politik.
(2)Pembinaan Tsaqafah Jama’iyah bagi
umat dengan cara menyampaikan ide-ide dan hukum-hukum Islam yang telah
ditetapkan Hizb, secara terbuka kepada masyarakat umum. Aktivitas ini dapat
dilakukan melalui pengajian-pengajian di masjid, di aula atau di tempat-tempat
pertemuan umum lainnya. Bisa juga melalui media massa, buku-buku, atau
selebaran-selebaran. Aktivitas ini bertujuan untuk mewujudkan kesadaran umum di
tengah masyarakat, agar dapat berinteraksi dengan umat sekaligus menyatukannya
dengan Islam. Juga, untuk menggalang kekuatan rakyat sehingga mereka dapat
dipimpin untuk menegakkan Daulah Khilafah dan mengembalikan penerapan hukum
sesuai dengan yang diturunkan Allah SWT.
(3)Ash-Shira’ul Fikri (Pergolakan
Pemikiran) untuk menentang ideologi, peraturan-peraturan dan ide-ide kufur,
selain untuk menentang aqidah yang rusak, ide-ide yang sesat dan
pemahaman-pemahaman yang rancu. Aktivitas ini dilakukan dengan cara menjelaskan
kepalsuan, kekeliruan dan kontradiksi ide-ide tersebut dengan Islam, untuk
memurnikan dan menyelamatkan masyarakat dari ide-ide yang sesat itu, serta dari
pengaruh dan dampak buruknya.
(4)Al-Kifaahus Siyasi (Perjuangan
Politik) yang mencakup aktivitas-aktivitas:
(a)Berjuang menghadapi negara-negara kafir imperialis yang menguasai atau
mendominasi negeri-negeri Islam; berjuang menghadapi segala bentuk penjajahan,
baik penjajahan pemikiran, politik, ekonomi, maupun militer. Mengungkap
strategi yang mereka rancang, membongkar persekongkolan mereka, demi untuk
menyelamatkan umat dari kekuasaan mereka dan membebaskannya dari seluruh
pengaruh dominasi mereka.
(b)Menentang para penguasa di negara-negara Arab maupun negeri-negeri Islam
lainnya; mengungkapkan (rencana) kejahatan mereka; menyampaikan nasihat dan
kritik kepada mereka. Dan berusaha untuk meluruskan mereka setiap kali mereka
merampas hak-hak rakyat atau pada saat mereka melalaikan kewajibannya terhadap
umat, atau pada saat mengabaikan salah satu urusan mereka. Disamping berusaha
untuk menggulingkan sistem pemerintahan mereka, yang menerapkan
perundang-undangan dan hukum-hukum kufur, yaitu dengan tujuan menegakkan dan
menerapkan hukum Islam untuk menggantikan hukum-hukum kufur tersebut.
(5)Mengangkat dan menetapkan kemaslahatan umat, yaitu dengan cara melayani
dan mengatur seluruh urusan umat, sesuai dengan hukum-hukum syara’.
Dalam melakukan semua aktivitas ini, Hizb senantiasa mengikuti jejak
Rasulullah SAW, khususnya setelah turun kepada beliau firman Allah SWT:
فَـاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ و أَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِيْنَ
“Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan
segala yang diperintahkan (kepadamu), dan berpalinglah dari orang-orang
musyrik.” (Al-Hijr 94)
Ketika itu beliau langsung menampakkan risalahnya secara terang-terangan
dengan mengajak orang-orang Quraisy pergi berkumpul ke bukit Shafa, kemudian
menyampaikan kepada mereka bahwa sesungguhnya beliau adalah seorang nabi yang
diutus, dan beliau meminta agar mereka mengimaninya. Beliau menyampaikan dakwahnya
kepada masyarakat Quraisy sebagaimana beliau melakukannya kepada
individu-individu. Beliau menentang orang-orang Quraisy, tuhan-tuhan sesembahan
mereka, keyakinan-keyakinan, dan ide-ide mereka; dengan cara menjelaskan
kepalsuan, dan kerusakannya. Beliaupun mencela dan menyerang mereka sebagaimana
yang beliau lakukan terhadap keyakinan-keyakinan, dan ide-ide yang ada pada
saat itu.
Sedangkan ayat-ayat Al-Quran yang turun kepada beliau secara beruntun
selalu terkait dengan kondisi yang ada pada saat itu. Ayat Al-Quran turun
dengan menyerang kebiasaan-kebiasaan buruk mereka, seperti; memakan harta riba,
mengubur hidup-hidup anak wanita, curang dalam timbangan, ataupun berzina.
Ayat-ayat itu juga menyerang para pemimpin dan tokoh-tokoh Quraisy, memberinya
predikat sebagai orang-orang bodoh, termasuk kepada nenek moyang mereka;
disertai dengan pengungkapan terhadap persekongkolan-persekongkolan yang
mereka rencanakan untuk menentang Rasul SAW, dakwah beliau dan para sahabat
beliau.
Hizb dalam mengembangkan ide-idenya; menentang ide-ide lain (yang
bertentangan dengan Islam) dan kelompok-kelompok politik (yang tak berasaskan
Islam); melawan negeri-negeri kafir; atau dalam menentang para penguasa,
senantiasa bersikap terbuka, terang-terangan, dan menantang, tidak
berbasa-basi, berpura-pura ataupun berkompromi; tidak berputar-putar dan tidak
pula mementingkan keselamatan diri sendiri, tanpa memandang hasil dan keadaan
yang terjadi. Hizb tetap akan menghadapi setiap hal yang bertentangan dengan
Islam dan hukum-hukumnya. Suatu keadaan yang akan membawanya kepada bahaya
berupa penyiksaan pedih dari para penguasa, perlawanan kelompok-kelompok
politik non Islami dan para pengemban dakwah (yang bertentangan dengan Hizb),
bahkan kadang-kadang menghadapi perlawanan mayoritas masyarakat.
Dalam hal ini Hizb selalu meneladani sikap Rasulullah SAW. Beliau datang
dengan membawa risalah Islam ke dunia ini dengan cara yang menantang,
terang-terangan, namun yakin terhadap kebenaran yang diserukannya, dan
menentang kekufuran berikut ide-idenya yang ada di seluruh dunia. Beliau
menyatakan perang atas seluruh manusia, tanpa memandang lagi warna kulit –baik
yang hitam maupun yang putih– tanpa memperhi-tungkan adat-istiadat,
agama-agama, kepercayaan-kepercayaan, para penguasa ataupun masyarakat-nya.
Beliau tidak menoleh sedikit pun, kecuali kepada risalah Islam. Beliau memulai
dakwahnya di tengah-tengah kaum musyrikin Quraisy, dengan menyebut tuhan-tuhan
sesembahan mereka disertai celaan, menentang segala sesuatu yang menjadi
keyakinan mereka dan memandang rendah sembahan mereka. Sedangkan beliau –dalam
melakukan semua ini– adalah sendirian, tanpa seorang pun yang mendampinginya,
tanpa senjata apapun kecuali keyakinannya yang amat mendalam terhadap risalah
Islam yang dibawanya.
(sumber : منهج حِزبُ التحرير في التغيير)