Shalat Malam
https://rumah-tsaqofah.blogspot.com/2020/12/shalat-malam.htmlBetapa pentingnya shalat malam bagi seorang Muslim, Allah secara langsung memerintahkannya dalam al-Quran (QS al-Isra’ [17]: 79). Betapa pentingnya shalat malam itu bagi para aktivis dakwah, Allah pun secara langsung memerintahkannya dalam al-Quran (QS al-Muzammil [73]: 1-4).
Mengapa ada
perintah seperti ini? Allah menjawabnya secara langsung (yang artinya): "Sesungguhnya
Kami akan menurunkan kepadamu perkataan yang berat." (QS al-Muzammil
[73]: 5).
Artinya, Allah
akan memberikan amanah yang sulit, beban yang berat serta perintah-perintah
yang membutuhkan tekad kuat dan semangat tinggi. Itulah amanah yang ditolak
langit dan bumi karena keduanya tidak mampu mengembannya. Lalu amanah itu
dibebankan pada pundak manusia.
Amanah itu
adalah dakwah, amar makruf nahi mungkar dan jihad fi sabilillah.
Dalam pandangan
Dr. Najih Ibrahim, shalat malam adalah “madrasah” paling agung, tempat seorang
Muslim men-tarbiyah dirinya, berkenalan dengan Tuhannya serta memahami seluruh
makna nama-nama Allah dan sifat-sifat-Nya. Shalat malam adalah “madrasah” untuk
belajar khusyuk, tunduk, merendahkan diri serta bertobat kepada Allah Swt.
Menurut beliau,
ketundukan kita pada malam hari adalah kunci kebesaran kita pada siang hari;
sujud kita pada malam hari adalah jalan kemuliaan kita pada siang hari;
kekhusyukan kita pada malam hari adalah senjata kemenangan kita atas musuh
serta rahasia kesuksesan kita di jalan dakwah, amar makruf nahi mungkar dan
jihad fi sabilillah.
Sulaiman
al-Halbi mengerjakan shalat malam sebulan penuh di Masjid al-Azhar sebelum
membunuh Cliber. Ketika mengerjakan shalat, ia berdoa kepada Allah dengan
khusyuk, agar Dia memberinya kemudahan dalam membunuh musuh Allah itu.
Ketika itu
Sulaiman al-Halbi hanya memiliki satu pisau, tidak lebih. Allah Swt. memberinya
kemudahan. Ia berhasil membunuh Cliber, Komandan Perang Prancis terkenal, yang
kedudukannya sedikit di bawah Napoleon.
Shalahuddin
al-Ayyubi, karena pemahamannya yang mendalam tentang Islam, menyadari bahwa
shalat malam adalah salah satu kunci kemenangan kaum Muslim atas musuh. Karena
itu, jika beliau berjalan melewati kemah anak buahnya pada malam hari dan tidak
menjumpai seorang pun yang mengerjakan shalat malam, beliau segera membangunkan
mereka dan memarahi mereka seraya berkata, “Saya khawatir, kita diserang musuh
malam ini, dari kemah ini.”
Demikianlah
Shalahuddin al-Ayyubi. Beliau menganggap tidak adanya shalat malam sebagai
celah yang lebih berbahaya daripada celah pada benteng hingga musuh bisa
menyerang dari celah tersebut.
Sejak permulaan
jihad hingga berjumpa dengan Allah Swt., Khalid bin Walid dan kawan-kawannya
mengerjakan shalat malam berjam-jam dan membaca banyak ayat al-Quran di
dalamnya. Ia menangis sehingga membuat yang lain juga menangis. Siapa pun yang
pernah berinteraksi dengan mereka saat itu berkomentar, “Khalid dan
rekan-rekannya seperti para malaikat dalam wujud manusia.” Barangkali inilah,
di samping sebab-sebab lain, salah satu kunci sukses jihad Khalid bin Walid.
Ada seorang
ulama aktivis Islam yang tidak pernah meninggalkan shalat malam barang satu
malam pun. Setiap malam ia mengerjakan shalat malam sebanyak sebelas rakaat dan
meng-khatam-kan al-Quran. Ia meningkatkan frekuensi ibadahnya ini selama bulan
Ramadhan. Padahal ia telah lanjut usia serta menderita diabetes dan beberapa penyakit
lain. Namun, kaum muda tampak kelelahan jika shalat di belakangnya. Bahkan ada
di antara mereka yang tidak mau lagi shalat di belakangnya. Itulah yang
terjadi.
Seorang
generasi salaf berkata, “Aku senang jika malam datang. Hidupku terasa nikmat
karenanya dan mataku terhibur dengannya, karena aku dapat bermunajat kepada Zat
yang aku sangat suka mengabdi dan tunduk di hadapan-Nya.”
Setiap aktivis
Islam harus menyadari bahwa kekhusyukan dan ketundukannya kepada Allah pada
malam hari akan membuka pintu kesuksesannya di jalan dakwah. Shalat malam akan
memberi kita spirit baru untuk beramal demi Islam dan bekal agung, yaitu
tawakal kepada-Nya; juga memberi kita keberanian melawan musuh-musuh Islam.
Shalat malam akan membuat hati kita kuat dan iman kita subur.
Sebagian orang
mungkin berkata, “Saya sibuk menangani banyak agenda dakwah dan tidak ada waktu
lagi untuk shalat malam.”
Untuk mereka,
Dr. Najih Ibrahim memberikan nasihat, “Shalat malam adalah salah satu amal demi
Islam. Ia adalah salah satu sarana efektif dalam mewujudkan kesuksesan gerakan
dakwah dan tegaknya Daulah Islam.”
Jika seluruh
kader dakwah mengerjakan shalat malam secara rutin dalam seluruh keadaan—saat
senang maupun susah; saat lapang maupun sibuk—insya Allah gerakan dakwah akan
meraih sukses besar.
Setiap aktivis
Islam hendaknya selalu mengingat perkataan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra.,
“Jika aku banyak tidur pada malam hari, berarti aku menyia-nyiakan diriku. Jika
aku tidur pada siang hari, berarti aku menelantarkan rakyatku.”
Khalifah Umar
bin al-Khaththab ra. memang dikenal rajin mengerjakan shalat malam. Padahal
sebagai pemimpin negara, kesibukannya sangat luar biasa. Begitu besarnya
perhatian beliau terhadap shalat malam, banyak Sahabat ingin menirunya.
Penerusnya,
Khalifah Utsman bin Affan ra., biasa meng-khatam-kan al-Quran dalam tempo satu
malam. Itu beliau lakukan dalam shalat malamnya! Ini betul-betul terjadi
sebagaimana disebutkan dalam banyak hadis sahih.
Rasulullah ﷺ sendiri, yang super sibuk mengurusi umat Beliau, berdakwah dan berjihad
melawan musuh-musuh Islam sepanjang hidup Beliau serta mendidik para Sahabat
dan umat Islam, tetap mengerjakan shalat malam sebelas rakaat setiap malam.
Wajarlah jika
Beliau, para Sahabat dan generasi salaf ash-shalih setelah mereka meraih
kedudukan terpuji di dunia, juga tentu di akhirat kelak. Itu memang sudah
menjadi janji Allah kepada mereka yang rajin menunaikan shalat malam (QS
al-Isra’ [17]: 79).
Wamâ tawfîqi
illâ billâh.