Menjual Ayat-ayat Allah
https://rumah-tsaqofah.blogspot.com/2020/12/menjual-ayat-ayat-allah.htmlOleh : Ustadz MR. Kurnia
اشْتَرَوْا بِآيَاتِ
اللهِ ثَمَنًا
قَلِيلاً فَصَدُّوا
عَنْ سَبِيلِهِ
إِنَّهُمْ سَاءَ
مَا كَانُوا
يَعْمَلُون
Mereka menukarkan ayat-ayat Allah dengan harga yang sedikit, lalu mereka
menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka kerjakan. (QS at-Taubah [9]: 9).
Makna Umum
Surat at-Taubah (9) ayat 9 ini merupakan gambaran kaum Musyrik, yang biasa
menukar ayat-ayat Allah Swt. dengan harga yang rendah. Mereka memutarbalikkan
ayat-ayat tersebut hanya untuk mendapatkan kepentingan dunia, baik berupa
kekuasaan, kepemimpinan, maupun harta dengan cara menghalangi manusia untuk
beriman sehingga loyalitasnya tetap untuk mereka. Sekalipun obyek ayat ini
adalah kaum Musyrik, adanya penyifatan, “Sesungguhnya amat buruklah apa yang
mereka kerjakan,” menunjukkan bahwa siapapun orang yang melakukan perbuatan
tersebut berarti melakukan perbuatan paling buruk, yang tentu saja diharamkan.
Keharaman menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah ini ditegaskan oleh
qarâ’in (indikasi-indikasi) dalam banyak ayat. Di antaranya, mereka yang
melakukan hal tersebut berarti melakukan perbuatan amat buruk (QS Ali Imran
[3]:187 dan at-Taubah [9]: 9); mereka celaka (QS al-Baqarah [2]: 79); membeli
kesesatan dengan petunjuk; membeli siksa dengan ampunan (QS al-Baqarah [2]:
174-175). Semua ini secara tegas menunjukkan keharaman perbuatan tersebut.
Lebih jauh, pengertian ‘menjual ayat-ayat Allah Swt. dengan harga murah’ ini
dijelaskan dalam ayat-ayat lain. Pertama, menulis al-Kitab dengan tangan mereka
sendiri, lalu menyatakan, “Ini dari Allah,” padahal bukan. (Lihat: QS
al-Baqarah [2]: 79). Mereka memutar-mutar lidahnya membaca al-Kitab, dan
membuat-buat legalisasi seakan apa yang diungkapkannya adalah wahyu, padahal
itu berasal dari logika mereka sendiri (QS Ali Imran [3]: 77-78).
Kedua, menyembunyikan ayat Allah. (Lihat: QS al-Baqarah [2]: 174-175). Mereka
membeli kesesatan dengan petunjuk, membeli siksa dengan ampunan. Allah
mengambil janji untuk menerangkan isi Kitab dan tidak menyembunyikannya. Akan
tetapi, mereka melemparkan janji itu dan menukarnya dengan harga sedikit.
(Lihat: QS Ali Imran [3]:187).
Ketiga, orang-orang yang beriman kepada Allah dan pada wahyu yang diturunkan
kepada para nabi apa adanya, mereka itu orang yang tidak menjual ayat-ayat
Allah dengan harga murah. Mereka tidak terpedaya oleh kelancaran dan kemajuan
dalam perdagangan dan perusahaan orang kafir. Artinya, perbuatan tidak
mengimaninya merupakan tindakan menjual ayat-ayat Allah dengan harga murah.
(Lihat: QS Ali Imran [3]: 196-199).
Keempat, tidak menghukumi setiap perkara dengan ayat-ayat Allah Swt. dan
menggantinya dengan yang lain karena takut kepada manusia. (Lihat: QS al-Maidah
[5]: 44).
Penyebab sebenarnya orang yang menukar ayat Allah dengan harga murah adalah:
(1) lebih takut kepada manusia daripada kepada Allah Swt. (Lihat: QS al-Maidah
[5]: 44); (2) untuk kepentingan orang lain (Lihat: QS al-Maidah [5]: 106); dan
puncaknya (3) untuk menghalang-halangi manusia dari jalan Allah Swt. (Lihat: QS
at-Taubah [9]: 9). Walhasil, semuanya ditujukan semata-mata untuk kepentingan
dunia.
Larangan menjual atau menukar ayat-ayat Allah Swt. dengan harga sedikit tidak bisa dipahami sebagai ‘kalau harganya mahal adalah boleh’. Sebab, sekalipun perbuatannya itu dihargai dengan seluruh dunia dan segala isinya, semua itu tetap sedikit. Dunia dengan segala kesenangannya hanyalah seonggok perhiasan yang sisi Allah kekal (QS an-Nahl [16]: 96). Dunia tidak ada artinya apa-apa jika penuh tipuan. Apa yang ada di dunia akan lenyap sementara apa yang ada pada dibandingkan dengan ampunan dan ridha Allah Swt. yang salah satu wujudnya
dengan harga murah adalah betul-betul bertakwa kepada Allah Swt. (QS al-Baqarah
adalah surga yang luasnya seluas langit dan bumi (QS Ali Imran [3]: 133). Kunci
agar seseorang tidak terjerumus ke dalam tindakan menjual ayat-ayat Allah
[2]: 41).
Pendapat Para Ahli Tafsir
Pengertian surat at-Taubah (9) ayat 9 ini akan lebih dapat dipahami dengan
menyandingkannya dengan ayat berikut:
]وَءَامِنُوا بِمَا
أَنْزَلْتُ مُصَدِّقًا
لِمَا مَعَكُمْ
وَلاَ تَكُونُوا
أَوَّلَ كَافِرٍ
بِهِ وَلاَ
تَشْتَرُوا بِآيَاتِي
ثَمَنًا قَلِيلاً
وَإِيَّايَ فَاتَّقُونِ[
Berimanlah kalian kepada apa yang telah Aku turunkan (al-Quran) yang
membenarkan apa yang ada pada kalian (Taurat). Janganlah kalian menjadi orang
yang pertama kafir kepadanya dan janganlah kalian menukar ayat-ayat-Ku dengan
[2]: 41).
harga yang rendah. Hanya kepada Akulah kalian harus bertakwa (QS al-Baqarah
Di antara pendapat para ahli tafsir adalah:
1. Tafsir Jalalain[i]
At-Taubah (9) ayat 9: Mereka menjual ayat-ayat Allah, al-Quran, dengan harga
murah, berupa dunia ini. Artinya, mereka meninggalkan mengikuti ayat-ayat
jalan Allah, dîn-Nya. Sesungguhnya itu adalah seburuk-buruk apa yang mereka
tersebut demi keinginan dan hawa nafsu. Lalu, mereka menghalang-halangi dari
lakukan.
Al-Baqarah (2) ayat 41: Berimanlah pada apa yang Aku turunkan, yakni al-Quran,
yang membenarkan apa yang ada pada kalian, yaitu Taurat, karena kesesuaian
al-Quran tersebut dengan Taurat dalam hal tauhid dan kenabian. Janganlah kalian
menjadi orang yang pertama kafir padanya dari kalangan Ahluli Kitab, karena
orang-orang sesudah kalian yang mengikuti kalian maka dosa mereka akan menimpa
dalam kitab kalian berupa sifat Muhammad saw., dengan harga yang sedikit, yaitu
kalian. Janganlah kalian menjual—yakni mengganti—ayat-ayat-Ku yang terdapat
dengan perhiasan dunia yang sangat kecil. Artinya, janganlah kalian
menyembunyikan ayat-ayat tersebut karena takut kehilangan apa yang kalian ambil
takutlah hanya kepada-Ku dalam hal tersebut, bukan pada yang lain.
dari kalangan bawah kalian. Hanya kepada Akulah kalian harus bertakwa, yakni
2. Tafsir al-Qurthubi[ii]
At-Taubah (9) ayat 9: Mereka mengganti ayat-ayat Allah, al-Quran, demi
perhiasan dunia. Lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, yakni
membuat halangan-halangan untuk menjauhkan manusia dari jalan Allah. Mereka
dan penjelasan-Nya demi mendapatkan kepemimpinan (riyâsah) dan mendapatkan
menjual ayat-ayat Allah dengan murah, artinya Yahudi menjual hujah-hujjah Allah
banyak materi. Mereka itulah orang-orang yang melampaui batas, maksudnya
melampaui batas halal-haram, dengan memutuskan perjanjian.
Al-Baqarah
[2] ayat 41: Kalimat Janganlah kalian menjual (wa lâ tasytarû) merupakan
ma’thûf bagi kalimat dan janganlah kalian menjadi orang kafir pertama (wa lâ
takûnû…). Dia melarang mereka kafir dan mengambil harga atas ayat-ayat Allah,
yakni dengan mengubah sifat-sifat Muhammad saw. Dulu para pendeta melakukan hal
tersebut, maka mereka dilarang melakukannya. Ada juga yang mengatakan
perintah-perintah-Ku, larangan-larangan-Ku, dan ayat-ayat-Ku dengan harga yang
“Janganlah kalian menjual…,” artinya, “Janganlah kalian menjual
karena bahaya yang dikandungnya. Apa yang mereka tukarkan tersebut disebut
kecil; yakni dunia, keluasannya, dan kehidupannya yang memang sedikit (nazrun)
itu, istilah harga diterapkan padanya sekalipun sebenarnya bukanlah harga.
harga (tsaman) karena mereka menjadikannya sebagai imbalan (‘iwâdh). Karena
Sekalipun ayat ini khusus bagi Bani Israil, ayat ini mencakup siapapun yang
mengajarkan apa yang wajib dia ajarkan, menolak melakukan apa yang ia ketahui,
mengerjakan perbuatan mereka. Karena itu, siapa saja yang mengambil sogokan
(risywah) untuk mengubah kebenaran, menyatakan batil suatu kebenaran, menolak
ia masuk kedalam topik ayat tersebut. Wallâhu a‘lam.
3. Tafsir Ath-Thabari[iii]
At-Taubah (9) ayat 9: Allah, Zat Yang Mahagagah lagi Maha Terpuji, menyatakan
bahwa mereka (orang-orang musyrik) yang Allah menyuruh kalian, wahai kaum
tidak mengikuti apa yang dihujahkan oleh Allah Swt. atas mereka—menjual
Mukmin, untuk membunuh mereka dimana pun kalian temui mereka karena mereka
Mereka adalah orang-orang yang memutuskan perjanjian dengan Rasul saw. Adapun
hujah-hujah yang jelas dengan imbalan yang sedikit dari perhiasan dunia ini.
adalah, “Lalu mereka menghalangi masyarakat masuk ke dalam Islam dan berupaya
pernyataan, “Lalu mereka menghalang-halangi manusia dari jalan Allah,” maknanya
mengembalikan kaum Muslim dari agama mereka tersebut.” Dalam kalimat,
sifat-sifatnya telah dijelaskan itu amatlah buruk perbuatannya, yaitu perbuatan
“Sesungguhnya amat buruklah apa yang mereka kerjakan itu,” Allah, Zat Yang
Mahaperkasa lagi Maha Terpuji menyatakan bahwa mereka kaum musyrik yang
mereka membeli kekufuran dengan iman dan membeli kesesatan dengan petunjuk
itu (Muhammad, red.) dan orang-orang yang hendak menjadi beriman.
serta menghalang-halangi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya
Al-Baqarah (2) ayat 41. Abu ‘Aliyah mengatakan, makna kalimat, “Janganlah
kalian menjual ayat-ayat-Ku dengan harga sedikit,” adalah, “Janganlah kalian
mengambil upah atas ayat-ayat tersebut.” Sementara itu, As-Suday menyebutkan
tsaman) sedikit dengan menyembunyikan nama Allah. Jadi, takwil dari ayat
makna ‘harga sedikit’ adalah, “Janganlah kalian mengambil harga (tham’an,
tersebut adalah janganlah kalian menjual ilmu yang telah Aku berikan kepada
meninggalkan keterangan yang ada dalam kitab mereka tentang Nabi Muhammad saw. bagi
kalian dalam kitab-Ku dan ayat-ayat-Ku dengan harga yang sangat murah dan
perhiasan dunia yang sedikit. Penjualan mereka seperti itu berarti mereka
murah, yaitu berupa kesukaan mereka untuk mendapatkan kepemimpinan dari
masyarakat, padahal di dalam kitab itu disebutkan bahwa beliau adalah nabi yang
ummi, baik dalam Taurat maupun Injil. Penjualan ini dilakukan dengan harga
mereka jelaskan kepada masyarakat itu.
golongan dan agama mereka, dan mereka pun mendapatkan imbalan atas apa yang
4. Tafsir Ibnu Katsir[iv]
At-Taubah (9) ayat 9. Allah, Zat Yang Mahatinggi, berfirman sebagai celaan
terhadap kaum musyrik dan anjuran bagi kaum Mukmin untuk memerangi mereka:
“Mereka menjual ayat-ayat Allah dengan harga sedikit.” Artinya, mereka menolak
mengikuti ayat-ayat Allah karena digelincirkan oleh urusan-urusan dunia yang
rendah. “Lalu mereka menghalang-halangi dari jalan-Nya,” yakni mereka
buruklah apa yang mereka kerjakan itu.
menghalangi kaum Mukmin untuk mengikuti kebenaran (al-haq). Sesungguhnya amat
Al-Baqarah
(2) ayat 41. Adapun pernyataan, “Janganlah kalian menjual ayat-ayat Allah
dengan harga sedikit,” artinya janganlah kalian menukar keimanan kepada
ayat-ayat-Ku dan pembenaran atas Rasul-Ku ini dengan dunia dan segala daya
tariknya. Sebab, semua itu sedikit lagi fana. Sebagaimana yang disebutkan oleh
sedangkan menurut Sa‘ad bin Jubair, ‘dunia dan segala daya tariknya’. Berkenaan
al-Hasan al-Bashri, ‘harga sedikit’ maknanya adalah dunia dan segala isinya,
dengan firman Allah, “Hanya kepada-Ku-lah hendaknya kalian bertakwa,” arti
cahaya-Nya karena takut akan siksaan-Nya. Kalimat tersebut juga berarti bahwa
takwa adalah engkau melakukan ketaatan kepada Allah dengan mengharap rahmat
Allah di atas cahaya Allah serta meninggalkan kemaksiatan kepada-Nya di atas
menyalahi Rasulullah saw.
Allah Swt. mengancam mereka atas kesengajaan mereka menyembunyikan kebenaran
dan memunculkan hal-hal yang bertentangan dengan kebenaran tersebut serta
Renungan
Pengalaman menunjukkan bahwa pada saat-saat pemilihan umum (Pemilu) sering
ayat-ayat al-Quran disajikan. Jika penyajian tersebut dalam rangka menjelaskan
hukum dan upaya untuk memperjuangkannya untuk diterapkan di tengah kehidupan,
ayat-ayat tersebut sekadar untuk meraih dukungan, disajikan dalam konteks
maka hal tersebut merupakan tuntutan Islam. Akan tetapi, sayangnya, banyak
perolehan suara, dan setelah itu selesailah sudah.
Keluarlah ayat bahwa kalimat yang baik laksana pohon yang baik (seperti disitir
dalam QS Ibrahim [14]: 24) untuk mempromosikan lambang partainya yang berbentuk
“Pergilah engkau bersama Tuhanmu, berperanglah kalian berdua, kami di sini
pohon. Diungkaplah pernyataan umat Nabi Musa dalam QS al-Maidah [5] ayat 24,
cukup duduk saja,” untuk melegalisasi keikutsertaan dalam sistem kufur dan
asy-Syura [42]: 38) dengan menyatakan bahwa syura adalah demokrasi—dalam rangka
menyindir orang yang tidak mau terlibat dalam sistem tersebut. Juga,
dieksploitasilah ayat-ayat syura (seperti dalam QS Ali Imran [3]: 159 dan QS
pengertian sesungguhnya, dan tampak dipaksakan hanya sekadar untuk meraih
melegalkan sistem demokrasi dan meraih dukungan bagi partainya. Banyak lagi
ayat-ayat al-Quran yang bertebaran saat Pemilu, yang sayangnya jauh dari
dukungan.
Wahai kaum Muslim, waspadalah, jangan sampai terjerumus pada katagori, “menjual
ayat-ayat Allah dengan harga murah!” []
Catatan Kaki:
[i] Al-‘Alâmah Jalâluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahalliy dan Asy Syaikh
al-Mutabahhir Jalâluddin Abdurrahman bin Abi Bakar as-Suyûthi, Tafsîr Jalâlain.
t.t.. Dar al-Hadits, Kairo. Jilid I, hlm. 241.
[ii] Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakar bin Farah al-Qurthubiy Abu Abdillah,
Tafsîr al-Qurthubi. 1372 H. Dar asy-Sya’bi, Kairo. Jilid 8, hlm. 80 dan Juz I,
hlm. 334–335.
[iii] Muhammad bin Jarîr bin Yazîd bin Khâlid ath-Thabari Abu Ja’far, Tafsîr
ath-Thabari. 1405 H. Dar al-Fikr, Beirut. Jilid 10, hlm. 86 dan Jilid I, hlm.
253.
[iv] Isma’il bin Umar bin Katsîr ad-Dimsyâqi Abu Fida, Tafsîr Ibnu Katsîr. 1401
H. Dar al-Fikr, Beirut. Jilid IV, hlm. 341 dan Jilid I, hlm. 107-108.